SBI Sepakati Kerja Sama Pemanfaatan RDF dengan Pemerintah Kabupaten Temanggung

SBI Sepakati Kerja Sama Pemanfaatan RDF dengan Pemerintah Kabupaten Temanggung

Jakarta, 17 Oktober 2023 – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang merupakan anak usaha dari SIG, melalui unit usaha pengelolaan limbahnya, Nathabumi, kembali bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk pemanfaatan bahan bakar alternatif refuse-derived fuel (RDF) dari hasil konversi sampah perkotaan. Hari ini, Rabu, 18 Oktober 2023, SBI menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten Temanggung untuk kerja sama pemanfaatan RDF dari TPST yang akan dibangun di Desa Sanggrahan, Kabupaten Temanggung dengan dukungan dari Kementerian PUPR. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Soni Asrul Sani selaku Direktur Manufacturing SBI dan Drs. Hary Agung Prabowo, MM selaku Pj. Bupati Temanggung.

Hadir juga dalam penandatanganan tersebut Lilik Unggul Raharjo, Direktur Utama SBI, dan Ony Suprihartono, Direktur Human Capital, Legal and Corporate Affairs SBI. Mendampingi Pj. Bupati Temanggung, turut hadir Ketua DPRD Temanggung, Yunianto S.P., dan Prasodjo S.Ag, MM., Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH).

Dalam sambutannya, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo, menyatakan kerja sama ini adalah wujud komitmen SBI untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah yang kerap menjadi permasalahan di berbagai wilayah di Indonesia. “Kerja sama ini adalah bentuk dukungan kami kepada Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam upaya menyelesaikan persoalan sampah. Sebelumnya, SBI juga sudah menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah seperti di Aceh, Cilacap, DKI Jakarta, Banyumas dan pengelola sampah di Bali. Selain membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat, pemanfatan RDF ini juga membantu kami meningkatkan pemanfaatan bahan bakar alternatif untuk mencapai target penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan perusahaan,” tutur Lilik.

Bupati Temanggung menyampaikan bahwa SBI adalah mitra yang tepat untuk kebutuhan pengelolaan sampah di Temanggung. “Sama seperti di berbagai daerah lain di Indonesia, permasalahan sampah juga menjadi momok di Temanggung. Harapan kami, kerja sama dengan SBI dapat membantu mengurangi beban di TPA dan hasilnya pun bermanfaat untuk perusahaan semen seperti SBI,” ujar Hari.

Senada, Yunianto, Ketua DPRD Kabupaten Temanggung juga menyampaikan dukungan penuh terhadap kerja sama SBI dengan Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam pengelolaan sampah ini. “Kami mendukung upaya Pemkab untuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan, sebagai bentuk sinergi dan harmoni untuk bersama-sama membantu Temanggung. Karena itu, kami jadi tenang karena Pemkab menjalin kemitraan dengan SBI untuk kerja sama yang baik dan saling menguntungkan,” kata Yunianto.

TPST Sanggrahan yang nantinya akan menjadi TPST utama di Pemkab Temanggung dapat menghasilkan 65 ton RDF setiap harinya. Kerja sama antara SBI dan Pemkab Temanggung ini akan berlangsung selama tiga tahun. Selanjutnya, Pemkab Temanggung melalui TPST Sanggrahan akan mengirimkan RDF yang dihasilkan di TPST tersebut ke pabrik semen SBI di Cilacap untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif substitusi batu bara.  

SBI Teken Kerja Sama Pemanfaatan Sampah Perkotaan Menjadi RDF di Bali

SBI Teken Kerja Sama Pemanfaatan Sampah Perkotaan Menjadi RDF di Bali

Jakarta, 20 September 2023 – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) bagian dari SIG, melalui divisi pengolahan limbah, Nathabumi, menunjukkan keseriusannya dalam pemanfaatan sampah perkotaan menjadi refuse-derived fuel (RDF). Terbaru, SBI menjalin kemitraan dengan PT Bali Citra Metro Plasma Power (Bali CMPP) pengelola tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kota Denpasar, Bali.

Kemitraan diresmikan dengan seremoni penandatanganan perjanjian kerja sama pada Selasa, 19 September 2023 di Jakarta, yang dilakukan oleh Soni Asrul Sani, Direktur Manufacturing SBI dan Made Wahyu Wiratma, Direktur Utama Bali CMPP. Kerja sama ini meliputi proses pengolahan sampah perkotaan yang ada di Bali menjadi RDF dan pengirimannya ke dua pabrik SIG di Tuban yaitu Pabrik SBI Tuban dan Pabrik SIG Tuban.

 

Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menyampaikan bahwa SBI menjadi pelopor pemanfaatan RDF di Indonesia. “Kami sudah memanfaatkan RDF dengan menginisiasi fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Cilacap Jawa Tengah,” kata Lilik dalam sambutannya. Lilik menambahkan, selain berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap, SBI juga sudah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pemanfaatan RDF dari TPST Bantargebang.

Kali ini, SBI menjalin kerja sama dengan Bali CMPP untuk mengurangi beban tempat pembuangan akhir di Bali, sekaligus meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan yang juga menjadi target kontribusi penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan SBI melalui penggunaan bahan bakar alternatif dari RDF.

Direktur Utama Bali CMPP Made Wahyu Wiratma menyampaikan bahwa kerjasama SBI dengan Bali CMPP ini akan menjadi salah satu solusi yang menjawab tantangan pengelolaan sampah di Bali. “Ke depan, kami berharap kerja sama pengelolaan sampah ini berjalan dengan lancar dan baik, serta berpeluang menjadi percontohan kerja sama pengelolaan sampah pada level nasional,” tambah Made.

Proses penjajakan perjanjian kerja sama ini sudah berlangsung sejak Juni 2023, yang diawali dengan diskusi, uji coba, analisis hingga penandatanganan kerja sama. Bali CMPP akan menyetorkan minimal 500 ton RDF per bulan yang selanjutnya akan dimanfaatkan oleh SBI untuk bahan bakar alternatif.

SBI Mengambil Peran Aktif Dalam Pemulihan Lahan Tercemar Limbah B3 di Indonesia

SBI Mengambil Peran Aktif Dalam Pemulihan Lahan Tercemar Limbah B3 di Indonesia

Jakarta — Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan kerugian baik dari sisi kerusakan ekosistem, terganggunya kegiatan perekonomian hingga mengancam kesehatan manusia seperti gangguan sistem saraf, pencernaan, pernapasan dan organ vital lainnya. Berdasarkan data pelaporan Sistem Informasi Ditjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pengelolaan limbah B3 dan non-B3, timbulan limbah B3 yang tercatat pada tahun 2023 mencapai 39,3 juta ton. Sebesar 84% atau sekitar 33 juta ton dari limbah B3 tersebut telah dikelola lebih lanjut. Sedangkan 24% lainnya telah dimanfaatkan untuk bahan bakar dan bahan baku alternatif untuk substitusi bahan baku industri[1].

Guna mendukung program pemerintah dalam pengelolaan limbah B3 yang sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), bagian dari SIG melalui divisi pengelolaan limbah Nathabumi, bekerjasama dengan berbagai mitra kerja perusahaan, telah melakukan proses pengelolaan limbah B3, salah satunya dengan kegiatan pemulihan lahan tercemar limbah B3 di seluruh Indonesia.

Dalam Talk Show Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 untuk Membangun Kemandirian Ekonomi Rakyat yang diadakan oleh KLHK dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Jakarta pada Sabtu, 16 September 2023 lalu, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menjelaskan bahwa SBI memiliki pengalaman dengan berbagai mitra perusahaan dan berperan aktif dalam proses pemulihan lahan terkontaminasi dengan memperhatikan aspek regulasi dan keselamatan kerja. “SBI berperan langsung dalam tahap pelaksanaan sesuai dengan kapabilitas yang kami miliki, yaitu dengan melakukan site clearing dan striping, melakukan treatment pada limbah B3 serta pengangkutan ke pabrik semen untuk kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan material alternatif melalui metode co-processing di fasilitas tanur semen”, papar Lilik.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut yang selaras dengan prinsip sustainable development yang tertuang dalam SBI Sustainability Road Map 2030 pada pilar ekonomi yaitu penyediaan solusi berupa produk dan jasa yang mampu mengatasi permasalahan lingkungan. Selain itu, pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan bakar dan material alternatif oleh pabrik semen merupakan salah satu perwujudan komitmen SBI dalam ekonomi sirkular.

Festival LIKE adalah festival bertema lingkungan dan iklim yang diadakan oleh KLHK di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta pada 16 hingga 18 September 2023. Festival LIKE secara resmi dibuka oleh Menteri Sekertariat Negara, Pratikno yang turut didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki.   Dalam sambutannya, Pratikno menyampaikan pentingnya kerjasama antara pemerintah, industri dan masyarakat untuk menciptakan keberlanjutan dan pertumbuhan yang inklusif. Festival LIKE yang diadakan selama tiga hari dan diikuti pegiat lingkungan dari berbagai institusi ini ditutup dengan acara puncak yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

 

Komitmen SBI dalam Pemulihan Lingkungan

Dalam menjalankan operasinya, SBI terus berinovasi dan berkomitmen dalam usaha pemulihan lingkungan. Dengan prinsip ekonomi sirkular, SBI mempelopori pemanfaatan Refuse-Derived Fuel (RDF), limbah industri dan biomassa untuk subtitusi batu bara yang membantu penurunan emisi karbon pada proses produksi semen.

Hingga akhir 2022, SBI melalui unit usaha Nathabumi mampu melakukan pengelolaan limbah sebesar total 800 ribu ton menjadi bahan bakar dan bahan baku alternatif. Melayani lebih dari 600 perusahaan dari beragam industri termasuk industri minyak dan gas, FMCG, otomotif, manufaktur sepatu, bahan kimia, bubur kertas dan kertas. Pemanfaatan limbah menjadi bahan bakar alternatif ini mampu menggantikan penggunaan batu bara hingga 11,73% substitusi energi panas atau thermal substitution rate (TSR).

Selain pemulihan lingkungan dengan pengelolaan timbulan limbah, SBI juga berkontribusi dalam upaya perlindungan lapisan ozon untuk meminimalkan dampak pemanasan global menggunakan fasilitas pemusnah bahan perusak ozon (BPO). Fasilitas yang juga dioperasikan oleh Nathabumi ini telah berhasil memusnahkan total 100.15 ton BPO dan mencegah pelepasan Gas Rumah Kaca yang setara dengan 220.914 ton CO2e ke atmosfer sejak 2007 hingga semester I 2023. Hal ini merupakan langkah nyata dari komitmen SBI dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari dan tetap layak dihuni untuk generasi mendatang. Tentang PT Solusi Bangun Indonesia Tbk

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk adalah sebuah perseroan terbuka yang mayoritas sahamnya (83,52%) dimiliki dan dikelola oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG. Perseroan menjalankan usaha yang terintegrasi dari semen, beton siap pakai, agregat dan layanan pengelolaan limbah yang mengoperasikan empat pabrik semen di Narogong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Tuban (Jawa Timur), dan Lhoknga (Aceh), dengan total kapasitas 14,8 juta ton semen per tahun, dan mempekerjakan lebih dari 2.000 orang.

 

Data diperoleh dari https://pslb3.menlhk.go.id/dashboard/pengelolaanLimbahB3

Tak Hanya Manfaatkan Sampah Jakarta Sebagai Bahan Bakar Alternatif, SBI juga Tanam Pohon Untuk Dukung Jakarta yang Berkelanjutan

Tak Hanya Manfaatkan Sampah Jakarta Sebagai Bahan Bakar Alternatif, SBI juga Tanam Pohon Untuk Dukung Jakarta yang Berkelanjutan

Jakarta — Salah satu tindak lanjut kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (“SBI”) untuk pemanfaatan sampah perkotaan yang dikelola menjadi refuse-derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif di pabrik semen, SBI bersama dengan Pemprov DKI Jakarta melakukan penanaman pohon di kawasan Waduk Kampung Rambutan 2 pada hari Jumat, 21 Juli 2023.

Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo secara simbolis menanam pohon berjenis tabebuya dan pucuk merah bersama dengan Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

Dalam sambutannya, Heru menyatakan bahwa kegiatan penanaman pohon ini adalah bentuk peran aktif Pemprov DKI dan industri semen dalam mendukung keseimbangan lingkungan hidup yang berkelanjutan di Jakarta.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada SBI yang bersinergi bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya mewujudkan lingkungan hidup yang berkelanjutan, melalui peran aktif dalam mengatasi permasalahan sampah dan mendukung penghijauan kota”, kata Heru.

Heru menambahkan bahwa sinergi sektor swasta khususnya industri semen dengan pemerintah daerah ini menjadi inspirasi dan praktik yang baik dalam membangun kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk pelestarian lingkungan.

Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menyatakan bahwa kolaborasi SBI dengan pemerintah daerah seperti Pemprov DKI Jakarta saat ini, sesuai dengan komitmen Perusahaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

“Selain kerjasama pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan di TPST Bantargebang, penanaman pohon ini juga menjadi momentum kolaborasi SBI dengan Pemprov DKI Jakarta dalam upaya pencapaian target keberlanjutan untuk membangun Jakarta menjadi kota yang lebih layak huni”, ujar Lilik.

Lilik menambahkan bahwa sebelum menjadi off-taker RDF, SBI telah lebih dulu menjalin kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk landfill mining sampah dari TPST Bantargebang untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif di pabrik semen SBI di Narogong, Bogor.

SBI yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), memelopori pemanfaatan RDF melalui pembangunan fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Jeruklegi, Cilacap dan diresmikan pada tahun 2020 oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.

Sejak saat itu, SBI bersama SIG terus berupaya mendorong replikasi pemanfaatan RDF seperti di Aceh, Padang, Tuban dan Tonasa, agar SIG dapat membantu pemerintah-pemerintah daerah lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih bagi masyarakat dan sampah perkotaan dapat dimanfaatkan sebagai RDF di pabrik-pabrik semen milik SIG di daerah terkait.

Tak hanya pemanfaatan RDF, SBI juga memanfaatkan limbah industri dan biomassa sebagai substitusi batu bara yang membantu menurunkan emisi karbon pada proses produksi semen. Selain penggunaan bahan bakar alternatif, SBI juga mengupayakan langkah dekarbonisasi antara lain melalui manajemen energi, pemanfaatan tenaga surya untuk substitusi energi listrik, serta otomasi dan digitalisasi dalam proses produksi.

Selain memastikan operasional berkelanjutan, Sustainability Road Map yang dimiliki SBI juga mencakup penciptaan solusi-solusi berkelanjutan seperti seperti beton inovatif yang mampu mengalirkan limpasan air ke dalam tanah (ThruCrete) dan dan beton cepat kering (SpeedCrete) untuk mengurangi emisi karbon dari kemacetan karena perbaikan jalan.

Sebelum pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI telah lebih dulu berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk berbagai proyek revitalisasi jalan dan jalur pejalan kaki. Terbaru, SBI melaksanakan bekerja sama dengan Dinas Bina Marga DKI Jakarta untuk perbaikan jalur Transjakarta di koridor 1-14 menggunakan SpeedCrete yang telah selesai pada akhir Juni 2023.

Selain itu, SBI juga turut berpartisipasi dalam revitalisasi trotoar ramah lingkungan di Jakarta sejak tahun 2016 menggunakan ThruCrete (beton berpori), LocooCrete (beton rendah emisi karbon) dan DekoCrete (beton dekoratif). Hal ini menjadi bukti nyata SBI berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan kota dengan mendorong inovasi berbasis prinsip-prinsip berkelanjutan.

Manfaatkan Sampah Kota Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Manfaatkan Sampah Kota Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Jakarta — PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (“SBI”) menjadi salah satu perusahaan offtaker Refuse-Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif dari hasil pengolahan sampah TPST Bantargebang. Hal ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian antara Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) UPST DLH DKI, untuk penjualan RDF sebagai bahan bakar alternatif di pabrik semen.

Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono melepas secara simbolis pengangkutan pertama truk bermuatan RDF dari pengolahan sampah TPST Bantargebang menuju Pabrik SBI di Narogong, Selasa, 27 Juni 2023. Dalam sambutannya, Heru Budi Hartono menyampaikan ucapan terima kasih kepada industri semen yang bersedia bekerjasama menjadi offtaker RDF dari TPST Bantargebang.

“Atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih atas kesediaan industri semen termasuk PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, sebagai offtaker RDF di TPST Bantargebang,” ujarnya.

Heru menambahkan bahwa kerjasama ini merupakan solusi permasalahan sampah di TPST Bantargebang yang saat ini hampir mencapai kapasitas maksimalnya.

“Ini menjadi sebagian solusi, karena setiap harinya, sebanyak ±7.500 ton sampah per hari dari wilayah DKI Jakarta diangkut ke TPST Bantargebang sehingga TPST Bantargebang hampir mencapai kapasitas maksimalnya, sementara kapasitas pengolahan RDF plant ini hanya 2000 ton sehari dan 1000 ton per harinya dari sampah segar,” tutupnya.

Sebagai pengguna produk dari fasilitas RDF ini nantinya, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo berharap agar fasilitas baru di TPST Bantargebang ini bisa berjalan maksimal dan bisa membantu mengurangi emisi karbon sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

“Ini adalah bentuk dukungan kami kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai upaya menyelesaikan persoalan sampah. SBI menyambut baik adanya fasilitas RDF yang dibangun di TPST Bantargebang dan akan memanfaatkan sebagian produk RDF dari Bantargebang, bersama offtaker lainnya sebagai bahan bakar alternatif di Pabrik Narogong. Kami harap, fasilitas RDF di TPST Bantargebang ini dapat beroperasi dengan optimal, sehingga dapat membantu menurunkan timbulan sampah dan pada waktu yang bersamaan, meningkatkan pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif yang juga menjadi target kontribusi penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan Perusahaan,” ujar Lilik.

SBI sendiri telah lebih dulu memanfaatkan RDF dengan menginisiasi fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah. Diresmikan pada tahun 2020 oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, fasilitas RDF di Cilacap merupakan hasil kolaborasi antara SBI, Pemkab Cilacap, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pemerintah Kerajaan Denmark.

Di DKI Jakarta, SBI mengawali kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk  penelitian tentang landfill mining (pemanfaatan RDF dari hasil galian sampah lama) melalui MoU pada tahun 2019, yang kemudian berlanjut dengan  perjanjian kerjasama landfill mining hingga kemudian terwujud fasilitas RDF di TPST Bantargebang.

Selain pemanfaatan RDF, SBI melalui unit usaha Nathabumi juga melakukan pengelolaan limbah industri dan telah melayani lebih dari 600 perusahaan dari beragam industri termasuk migas, pertambangan, FMCG, otomotif, manufaktur sepatu, bahan kimia, bubur kertas dan kertas. Hingga akhir tahun 2022, total volume limbah yang diolah mencapai sebesar 799.318 MT. Pemanfaatan limbah yang diolah menjadi bahan bakar alternatif tersebut mampu menggantikan penggunaan batu bara hingga 11,73% substitusi energi panas atau Thermal Substitution Rate (TSR).

Selain pengelolaan limbah, SBI juga mengambil peran dalam upaya perlindungan lapisan ozon dan meminimalkan dampak pemanasan global dengan fasilitas pemusnah bahan perusak ozon (BPO) yang dioperasikan oleh Nathabumi. Fasilitas BPO ini telah memusnahkan total 100.15 ton BPO dan mencegah pelepasan Gas Rumah Kaca setara 215.961 ton CO2e ke atmosfer terhitung sejak 2007 hingga 2022. Keseriusan SBI dalam pengelolaan limbah industri dan menjaga lapisan ozon ini menjadi komitmen SBI untuk mewujudkan lingkungan yang lestari dan lebih layak ditinggali untuk generasi yang akan datang.

Pilah Sampah, Tangkal Musibah

Pilah Sampah, Tangkal Musibah

Jakarta, 5 Juni 2023. Meski sudah mengalami kemajuan, pengelolaan sampah di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Pada 2022, setidaknya masih ada sekitar 5,84 juta ton[1] timbulan sampah yang berasal dari rumah tangga baik berupa sampah basah atau organik, dan sampah kering yang tidak terkelola. Sampah yang menumpuk, tidak dikelola dengan baik dan terbuang ke saluran air menyebabkan penyumbatan saluran air dan menyebabkan bencana banjir. Beberapa bencana banjir yang terjadi di Indonesia karena penyumbatan saluran air oleh sampah terjadi di Bogor dan Pasuruan[2] pada tahun 2022 yang lalu.

Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum peduli dengan kemana dan bagaimana sampah akhirnya bermuara. Hal ini diungkapkan oleh Miwan, pegiat Bank Sampah Kesangan di Bogor, “Banyak orang yang nyampah, tapi sedikit yang peduli.” Dalam kesehariannya, Miwan kerap melihat tumpukan sampah yang dibiarkan tidak pada tempatnya. Ia berharap masyarakat dapat tersadarkan dengan betapa pentingnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap setiap sampah yang keluar dari pintu rumah kita.

Berkaitan dengan peran pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah, secara khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengeluarkan  Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah.  Dalam Permen ini peran bank sampah adalah melakukan kegiatan pengurangan, penanganan dan pemilahan sampah yang diinisiasi oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan anggota masyarakat.

 

 

Bank sampah menjadi salah satu solusi yang dekat dengan warga dan diharapkan bisa mengurangi timbulan sampah dari rumah tangga. Bank sampah yang bergerak dari dan untuk masyarakat diharapkan memiliki dampak yang signifikan terhadap pengelolaan sampah di Indonesia.

Namun demikian, keberadaan bank sampah tidak serta merta mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat. Pengelola bank sampah sempat dipandang sebelah mata seperti yang dialami Nurul dan kawan-kawan di Bank Sampah Generasi Milenial (Basagemil) di Lampuuk, Aceh Besar.

“Banyak warga yang memandang sebelah mata saat awal terbangunnya bank sampah ini. Mereka menolak bank sampah didirikan di sekitar pemukiman warga. Mereka menganggap bank sampah hanya menimbulkan tumpukan sampah seperti tempat pembuangan akhir,” ujar Nurul. Namun dengan semangat dan motivasi kuat untuk kontribusi pada kebersihan kampung dan lokasi wisata pantai di kampungnya, Nurul dan kelompok Basagemil mampu mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah dari rumah.

Motivasi yang kuat dari anggota bank sampah untuk lingkungan yang lebih asri, adalah bahan bakar utama bagi operasional bank sampah agar tetap eksis di masyarakat. Adanya kegigihan dari masyarakat yang mulai peduli menjadi pertanda pengelolaan sampah di Indonesia menuju titik terang.

Peran bank sampah tidak terbatas pada pengelolaan sampah saja, tapi sangat penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Pegiat bank sampah harus mampu merangkul dan memberikan contoh yang baik, agar masyarakat lebih peduli dan mau mulai menabung sampah.

Ibu Rohmah, pegiat Bank Sampah Amanah Barokah di Cilacap menyatakan jika bank sampah memberikan edukasi dengan cara yang tepat, masyarakat pasti akan mau mendengar dan ikut melakukan. “Orang kan senang kalau lihat pekarangannya bersih, jadi ya kita mulai dari pekarangan bank sampah kita. Lama-lama warga itu juga ikut bersih-bersih dan belajar nabung sampah,” ujar Bu Rohmah. Lebih lanjut, Rohmah mengatakan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada bank sampah semata, namun pengelolaan sampah semestinya dimulai dari pintu rumah masing-masing warga.

Kepedulian terhadap permasalahan sampah juga membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan, salah satunya industri. Selagi memikirkan bisnis, industri-industri juga bertanggung jawab terhadap limbah, baik yang dihasilkan dari proses bisnis dan operasional, maupun membantu pemerintah dan masyarakat melalui berbagai cara. Seperti halnya yang dilakukan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), anak usaha SIG yang merupakan perusahaan penyedia solusi bahan bangunan, melalui kegiatan pemilahan sampah oleh karyawan dan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah dalam program bertajuk Sedekah Sampah Bersama (SESAMA) dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada Senin, 5 Juni 2023.

 

Dalam Aksi SESAMA yang diadakan serentak di lokasi-lokasi operasional SBI, terkumpul 300 kg sampah plastik, 2,006 kg sampah kertas, 48 kg sampah kaca dan 30 kg sampah logam. Keseluruhan sampah yang terkumpul merupakan hasil housekeeping dan pemilahan sampah dari rumah oleh para karyawan dan karyawan kontraktor di Pabrik Lhoknga, Narogong, Cilacap dan Tuban, serta para karyawan SBI dan karyawan perusahaan lain yang secara khusus berada di satu kawasan dengan Kantor Pusat SBI di Jakarta.

Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani mengatakan program ini bertujuan meningkatkan kesadaran karyawan dalam pengelolaan sampah. Karyawan diajak untuk merapikan rumah dan area kerja. Sampah hasil dari bersih-bersih, dipilah dan disetorkan ke bank sampah yang beroperasi di sekitar perusahaan.

“Pemilahan sampah sebenarnya bukan hal baru. Tapi kami ingin mengajak, mengenalkan dan mendekatkan karyawan dengan bank sampah sebagai salah satu cara mengurangi timbulan sampah dari rumah maupun area kerja perusahaan. Pelibatan bank sampah dalam kegiatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, juga merupakan bentuk dukungan kami kepada bank sampah di sekitar area operasional perusahaan.” Soni menambahkan, Aksi SESAMA ini selaras dengan komitmen SBI untuk mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan layak huni untuk #MasaDepanYangKitaMau.

Bergerak di bidang produksi bahan bangunan, SBI juga memiliki lini pengelolaan sampah ramah lingkungan yang dikelola oleh unit bisnis Nathabumi[3]. Melalui Nathabumi, SBI mengelola dan memanfaatkan limbah industri dan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif untuk substitusi batu bara.  Hingga akhir tahun 2022, SBI telah berhasil menurunkan 14,5% emisi karbon atau setara 585,9 kg CO2/ton semen ekivalen berdasarkan baseline 2010, yang diperoleh dari efisiensi energi, pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif, serta energi baru terbarukan dari sistem panel surya dan berbagai inisiatif lainnya.

Berkolaborasi bersama pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya, SBI juga menginisiasi hadirnya fasilitas pengolahan sampah perkotaan menjadi refuse-derived fuel (RDF) yang pertama di Indonesia. Berlokasi di Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, fasilitas ini mengolah sampah domestik menjadi RDF dengan kapasitas hingga 160 ton sampah per hari, untuk dikonversi menjadi 70 ton RDF. Penurunan emisi karbon tersebut diperoleh dari berbagai upaya perusahaan dalam mendukung perwujudan pembangunan berkelanjutan, yang berbuah pengakuan PROPER Emas Tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Pabrik Cilacap, dan PROPER Hijau untuk Pabrik Lhoknga, Narogong dan Tuban.

Ramini, pegiat bank sampah di Merkawang, Tuban, berharap Program SESAMA tidak hanya kali ini saja, namun bisa berkelanjutan agar menjadi pemasukan tambahan untuk organisasi bank sampah. “Sampah yang disedekahkan oleh karyawan SBI akan membantu sebagai pemasukan dan bahan untuk anggota bank sampah melakukan pelatihan agar bisa mengelola sampah di lingkungan sekitar dengan lebih baik lagi”, ujar Ramini.

 

[1] Data diperoleh dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

[2] Dikutip dari https://bpbd.bogorkab.go.id/aliran-air-tersendat-oleh-sampah-mengakibatkan-banjir/ dan  https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5901101/penyebab-banjir-di-pasuruan-karena-sungai-dipenuhi-sampah-dan-kotoran-sapi

[3] Informasi lebih lanjut tentang Nathabumi kunjungi: https://nathabumi.com/

Studi Banding Wakil Gubernur dan Kepala Daerah se-Jawa Barat ke SBI Pabrik Narogong, Jawa Barat

Studi Banding Wakil Gubernur dan Kepala Daerah se-Jawa Barat ke SBI Pabrik Narogong, Jawa Barat

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum bersama Kepala Daerah se-Jawa Barat melakukan studi banding praktik pertambangan berkelanjutan dan pengelolaan limbah Nathabumi di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) di Narogong Jawa Barat, pada Rabu (08/02/2023).

Penerapan kadiah pertambangan yang baik oleh SBI serta implementasi pengelolaan limbah dan sampah yang berkelanjutan.merupakan komitmen untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial berkelanjutan di seluruh wilayah operasional.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Pabrik SBI Narogong dipilih sebagai tujuan studi banding karena pengelolaan pertambangan yang dilakukan telah dianggap baik oleh pemerintah pusat.

Menurut Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih kunjungan studi banding ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pabrik SBI Narogong yang telah menunjukkan komitmennya dalam penerapan Good Mining Practices, terbukti dari diraihnya peringkat PROPER Hijau Tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

SBI menjalankan inisiatif dalam sustainability roadmap yang berfokus pada:
1.  Konservasi sumber daya alam melalui pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif.
2. Implementasi program-program keanekaragaman hayati (kehati) pada wilayah-wilayah bernilai konservasi tinggi.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum bersama Kepala Daerah se-Jawa Barat juga mengunjungi fasilitas pengelolaan limbah GreenZone Nathabumi di SBI Pabrik Narogong, Jawa Barat guna meninjau implementasi pengelolaan limbah dan sampah berkelanjutan yang diterapkan oleh SBI melalui unit bisnis pengelolaan limbah Nathabumi.

GreenZone (Fasilitas Pengelolaan Limbah Terintergrasi)

GreenZone merupakan fasilitas pre-processing limbah terintegrasi terbesar di Asia Tenggara yang dimiliki oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk melalui unit bisnis pengelolaan limbah Nathabumi, di Pabrik Narogong, Jawa Barat. Dibangun di lahan seluas 5,2 hektar, GreenZone dibagi menjadi 3 area dengan total luas bangunan 2,3 hektar yang mampu mengelola berbagai jenis limbah baik B3 maupun non-B3 dalam bentuk padat, cair dan gas. Dilengkapi dengan Laboratorium Limbah yang terakreditasi ISO 17025 dengan teknisi ahli dalam analisa limbah, GreenZone memiliki kapasitas pengelolaan limbah sebesar 160.000 ton per tahun yang diolah sebagai bahan bakar alternatif.

Metode Co-processing

Co-processing adalah metode pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, menggunakan tanur semen milik PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk yang bersuhu tinggi – sampai dengan 1.500°C – dan stabil, untuk memusnahkan limbah tanpa meninggalkan residu apa pun. Limbah yang dapat diolah dengan cara ini antara lain limbah industri, bahan yang tidak memenuhi syarat, produk kadaluwarsa serta jenis limbah lain yang tidak dapat didaur ulang dengan proses biasa.

Nathabumi Kembali Raih Penghargaan K3 dari Proyek Migas

Nathabumi Kembali Raih Penghargaan K3 dari Proyek Migas

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melalui Unit Bisnis Pengelolaan Limbah Nathabumi menerima penghargaan 5 Tahun Nihil LTI (Lost Time Incident) dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) di acara HSE Commitee Meeting Level 3 di Balikpapan, pada Minggu (06/02/2022).

Acara yang diadakan oleh PHM tersebut mengundang perwakilan dari seluruh Service Company yang mendukung aktivitas pengeboran di area swamp dan offshore Mahakam. SBI sebagai salah satu Service Company pada aktivitas Drilling Waste Management PHM telah berkontribusi positif dalam pencapaian operasi pengeboran yang aman melalui program-program K3 yang diterapkan secara konsisten di seluruh area kerja.

Pada kesempatan berbeda, Nathabumi juga menerima penghargaan Health, Safety, Security and Environment (HSSE Award) tahun 2022 yang diberikan oleh Mubadala Energy pada 21 November 2022 lalu. Pencapaian yang diraih di beberapa project customer Oil & Gas tersebut menjadi wujud komitmen Nathabumi dalam menerapkan K3 di setiap aktivitas operasional pengelolaan limbah yang aman dan berkelanjutan baik yang dilakukan di Plant maupun di project site customer.

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Kunjungi Fasilitas Pengolahan Limbah Menjadi Bahan Bakar Alternatif di SBI Pabrik Narogong, Jawa Barat

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Kunjungi Fasilitas Pengolahan Limbah Menjadi Bahan Bakar Alternatif di SBI Pabrik Narogong, Jawa Barat

Jakarta, 25 Februari 2022 – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (“SBI”) yang merupakan unit usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (“SIG”), menerima kunjungan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Pabrik Narogong, Jawa Barat, pada hari ini, Jumat (25/2). Kunjungan yang bertujuan untuk melihat teknologi pengelolaan limbah dan sampah menjadi alternatif bahan bakar dan bahan baku yang dilakukan oleh SIG, dihadiri oleh Minister for Economic Affairs and Development dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Masato Usui, beserta tim Kedubes Jepang di Indonesia dan JICA. 

Sampah perkotaan dan limbah industri masih menjadi salah satu tantangan yang perlu dihadapi di Indonesia untuk mencapai target SDGs (Sustainable Development Goals) yang berhubungan dengan lingkungan dan sosial. Meskipun beragam inisiatif telah dilakukan oleh Pemerintah dalam menangani persoalan ini, perlu ada dukungan secara konsisten dari seluruh lapisan masyarakat dan juga para pelaku usaha di berbagai sektor guna menciptakan iklim yang ramah lingkungan. 

Direkur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan, SIG terus berinovasi untuk memberikan nilai tambah dan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Salah satunya adalah ekonomi sirkular melalui teknologi pemanfaatan limbah industri  dan sampah perkotaan untuk diubah menjadi energi alternatif terbarukan. “Teknologi ini merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan limbah industri, sekaligus membantu memecahkan permasalahan sampah domestik yang dihadapi oleh pemerintah daerah”, kata Donny Arsal. 

Berbagi nilai dan komitmen pada pembangunan berkelanjutan, SBI menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan semen asal Jepang, Taiheiyo Cement Corporation (TCC). Sinergi SIG, SBI, dan TCC, akan semakin mendorong kontribusi perusahaan terhadap pencapaian SDGs, melalui pengembangan produk dan solusi yang ramah lingkungan termasuk optimalisasi penggunaan bahan bakar alternatif dari pemanfaatan limbah industri dan sampah perkotaan. Unit bisnis pengelolaan limbah SBI, Nathabumi, telah menjadi mitra bagi pemerintah serta perusahaan di berbagai bidang industri dalam memberikan solusi dan inovasi pengelolaan limbah dan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan menginisiasi fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) pertama di Indonesia yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah, bersama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu SBI juga terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah domestik di TPST Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF melalui metode landfill mining. 

“Ini merupakan cerminan dari komitmen kami untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Kami menjadi inisiator dan operator resmi fasilitas RDF di Cilacap, Jawa Tengah, serta pengelolaan limbah dengan metode co-processing di pabrik semen kami dengan didukung fasilitas pre-processing GreenZone, Narogong. Dengan demikian, hasil dari seluruh pengolahannya bisa dimanfaatkan kembali tanpa menimbulkan pencemaran dan residu apa pun”, sahut Lilik Unggul Raharjo. 

Menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama strategis antara SIG, SBI, dan TCC, Minister for Economic Affairs and Development dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Masato Usui mengatakan, “Jepang dan Indonesia telah memiliki sejarah panjang dalam kerja sama bilateral termasuk kerja sama bidang ekonomi yang tidak hanya dilakukan antara pemerintah, tetapi juga antara pelaku usaha. Pemerintah Jepang mendukung upaya-upaya kerja sama ini termasuk kerja sama yang dilakukan oleh SIG, SBI, dan TCC. Saya sangat menghargai kerja sama yang telah dibangun ini dan ingin melihat lebih banyak proyek yang dilakukan dan bagaimana teknologi Jepang berkontribusi pada ekonomi sirkular di Indonesia”.

GreenZone (Fasilitas Pengelolaan Limbah Terintergrasi) 

GreenZone merupakan fasilitas pre-processing limbah terintegrasi terbesar di Asia Tenggara yang dimiliki oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk melalui unit bisnis pengelolaan limbah Nathabumi, di Pabrik Narogong, Jawa Barat. Dibangun di lahan seluas 5,2 hektar, GreenZone dibagi menjadi 3 area dengan total luas bangunan 2,3 hektar yang mampu mengelola berbagai jenis limbah baik B3 maupun non-B3 dalam bentuk padat, cair dan gas. Dilengkapi dengan Laboratorium Limbah yang terakreditasi ISO 17025 dengan teknisi ahli dalam analisa limbah, GreenZone memiliki kapasitas pengelolaan limbah sebesar 160.000 ton per tahun yang diolah sebagai bahan bakar alternatif. 

Metode Co-processing 

Co-processing adalah metode pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, menggunakan tanur semen milik PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk yang bersuhu tinggi – sampai dengan 1.500°C – dan stabil, untuk memusnahkan limbah tanpa meninggalkan residu apa pun. Limbah yang dapat diolah dengan cara ini antara lain limbah industri, bahan yang tidak memenuhi syarat, produk kadaluwarsa serta jenis limbah lain yang tidak dapat didaur ulang dengan proses biasa.

Nathabumi Customer Gathering 2021 “Bersama Berbagi Peran untuk Masa Depan Berkelanjutan”

Nathabumi Customer Gathering 2021 “Bersama Berbagi Peran untuk Masa Depan Berkelanjutan”

Nathabumi Customer Gathering 2021 yang diselenggarakan secara Hybrid di Avanzel Hotel & Convention Cibubur pada 25 November 2021, merupakan salah satu wujud apresiasi kepada mitra bisnis dan pelanggan, yang selama ini telah bersinergi dan mempercayakan pengelolaan limbah dan sampah dengan metode yang aman dan ramah lingkungan kepada Nathabumi. Acara yang dibuka langsung oleh Direktur Manufaktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Lilik Unggul Raharjo serta Head of AFR Division Budi Yuliadi Nugraha mengangkat tema “Together for A Sustainable Environment”. Turut hadir dalam acara Direktur Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Ir Haruki Agustina, M.Sc, yang menyampaikan tentang Kebijakan Sistem Tanggap Darurat Limbah B3 dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup kepada lebih dari 400 undangan yang bergabung secara virtual maupun hadir langsung di lokasi acara.

Dalam kesempatan yang sama berlangsung Talkshow yang mengangkat tema Penerapan Ekonomi Sirkular dan EPR (Extended Producer Responsibility) untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang menghadirkan Bapak Ujang Solihin Sidik  selaku Plt Kasubdit Sarana dan Prasarana Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK, Bapak Oepoyo Prakoso selaku Head of Corporate Environment & Sustainability PT Solusi Bangun Indonesia Tbk serta Ibu Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia Foundation.

Bagi kami, bisnis yang berkelanjutan tak lepas dari upaya kolaboratif untuk menciptakan nilai, meningkatkan profit, serta melindungi lingkungan dan masyarakat. Melalui sinergi dengan mitra pelanggan dan seluruh stakeholder, utamanya dalam solusi pengelolaan lingkungan, kami percaya dapat terus berkontribusi dalam membangun kehidupan yang berkelanjutan di masa mendatang. Kami tak henti berkreasi dan berinovasi, meski di masa sulit sekalipun. Inovasi menjadi kunci utama kami dalam memberikan solusi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Beberapa solusi inovatif telah dihasilkan oleh Nathabumi sebagai unit bisnis pengelolaan limbah untuk membantu menjawab tantangan dan kebutuhan pelanggan dalam upaya pelestarian lingkungan.

Komitmen kami untuk terus berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan melalui sinergi antar seluruh pihak, tidak hanya di sektor industri, melainkan juga Pemerintah dalam upaya mulia melindungi dan menjaga kelestarian alam untuk bumi yang lebih baik.

Klik link berikut untuk melihat rekaman acara